Memanfaatkan Angin Untuk Mendapatkan Energi Bersih Dan Mengatasi Perubahan Iklim

0 Comments



                     Oleh : Rajasain Edralin


Peneliti di Laboratory of Electric Machinery, Kitami Institute of Technology, Jepang Marwan Rosyadi mengatakan bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam akan habis pada 2050 mendatang. Di lain sisi, ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil semakin parah karena sebanyak 95 persen konsumsi energi nasional saat ini masih bertumpu pada minyak bumi dan batu bara yang sebagian besar digunakan pada sektor industri dan transportasi.

Melihat  prediksi dan fakta tersebut, Indonesia harus berusaha untuk melepaskan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan menyiapkan sumber energi alternatif yang terbarukan yang berpotensi untuk dikembangkan seperti energi angin. Selain itu, sumber energi bersih juga diperlukan karena bahan bakar fosil memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi umat manusia.

Apa sih bahayanya bahan bakar fosil?
Penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2). Emisi CO2 adalah pelepasan gas CO2 ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global karena CO2 tersebut menahan sinar matahari yang dipantulkan oleh bumi sehingga terjadi kenaikan suhu di bumi. Hal tersebut mengakibatkan perubahan iklim yang mendatangkan musibah bagi umat manusia karena berdampak pada ketersediaan pangan, perekonomian global dan meningkatkan kejadian cuaca ekstrim seperti hujan es, hujan sangat lebat, suhu udara yang sangat panas dan angin kencang.

Selain itu,  Penggunaan bahan bakar fosil juga menimbulkan pencemaran udara akibat polusi dari kendaraan, pembangkit listrik batubara, maupun asap-asap pabrik. Faktor yang memiliki pengaruh paling besar terjadi pada kesehatan kita karena kita menghirup secara terus-menerus udara kotor yang dihasilkan oleh industri berbahan bakar fosil.



Potensi energi angin di indonesia
Angin termasuk sumber daya alam yang terbarukan karena memiliki ketersediaan yang tak terbatas jumlahnya dan juga lebih bersih apabila dibandingkan dengan sumber energi yang lainnya.

Di Indonesia angin umumnya berkecepatan lebih dari 5 meter per detik(m/detik) berdasarkan hasil pemetaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).  Adapun angin dengan kecepatan 4 m/detik hingga 5 m/detik memiliki potensi dengan kapasitas listrik sebesar 10.000-100.000 Watt. Berdasarkan data tersebut maka angin merupakan salah satu sumber energi bersih alternatif yang berpotensi dikembangkan di Indonesia.

Melihat hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Igansius Jonan bersama Menteri Kerja Sama Pembangunan Denmark Ulla Tornaes telah meluncurkan buku Peta Potensi Energi Angin Indonesia.

Buku Peta Potensi Energi Angin Indonesia berisikan informasi mengenai potensi energi angin yang dimiliki Indonesia yang terbuka untuk publik dan diharapkan dapat membantu pemerintah dan pelaku usaha dalam menentukan wilayah yang memiliki potensi untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA).

Potensi energi angin di Indonesia telah teridentifikasi di beberapa lokasi terutama di wilayah Jawa, Sulawesi selatan, Nusa Tenggara dan Maluku. Pengembangan energi angin ini tentunya akan mendukung pencapaian target Indonesia untuk memiliki 23 persen energi yang berasal dari energi terbarukan pada tahun 2025 dan tentu saja akan mengurangi pemanasan global dan perubahan iklim.

Hambatan dalam mengembangkan energi angin
Dalam sisi pendanaan, pengembangan energi terbarukan seperti energi angin di Indonesia tidak mendapatkan pendanaan yang cukup. Permasalahan saat ini terjadi karena pemerintah harus membagi pendanaan antara energi migas dan energi terbarukan. Di satu sisi, pemerintah memikirkan bagaimana mengolah energi migas secara benar namun juga mengembangkan energi terbarukan.

Selanjutnya untuk memastikan ketersediaan energi bersih dari angin yang dapat menjangkau seluruh Indonesia bukanlah perkara mudah karena kondisi geografis dan infrastruktur yang belum memadai dalam menyediakan energi untuk sekitar 17 ribu pulau - pulau yang ada di Indonesia.

Lalu apa yang dapat pemerintah dan masyarakat lakukan?
Melihat dampak yang ditimbulkan oleh bahan bakar fosil sangat berbahaya, pemerintah seharusnya mulai serius melakukan pengembangan energi bersih seperti energi angin. Hal itu dapat dimulai dengan menyediakan anggaran yang cukup untuk proyek pengembangan energi angin dan pembangunan infrastruktur yang memadai di seluruh Indonesia.

Kita juga harus tetap melakukan penghematan energi seperti mematikan lampu jika tidak dipakai dan jika kondisi memungkinkan, kita juga dapat berpartisipasi untuk mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan dengan cara membuat kincir angin pembangkit listrik sederhana di rumah kita. Pembangkit listrik tenaga angin sederhana mampu menghasilkan daya sebesar 1000 watt dan cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga yang berkisar antara 450 watt sampai dengan 900 watt.

Sebagai contoh, sebuah desa terpencil di Tasikmalaya telah berhasil membuat pembangkit listrik tenaga angin sederhana dengan bantuan tim dosen sebuah universitas swasta. Kini rumah warga yang berada di lokasi terpencil sekali pun sudah teraliri listrik dengan sumber energi bersih.

Kita juga dapat perpartisipasi dengan ikut serta dalam kampanye-kampanye energi bersih dan terbarukan yang diselenggarakan oleh berbagai pihak seperti Greenpeace Indonesia, sebuah organisasi yang berkampanye tentang permasalahan lingkungan, sehingga akan mempengaruhi masyarakat lainnya untuk ikut serta dalam upaya meninggalkan bahan bakar fosil.

Dengan kemajuan sosial media, kita juga dapat bergabung dengan grup-grup tentang energi bersih dan perubahan iklim seperti Climate Tracker di Facebook dan climatereality di Instagram untuk mendapatkan pengetahuan serta informasi terbaru dan terpercaya. Selain itu, cara penyajian materinyapun sangat menarik karena banyak menggunakan gambar-gambar unik yang mengandung makna mendalam.

Saya banyak mendapatkan pegetahuan dari grup-grup seperti itu dan telah meningkatkan kepedulian saya terhadap energi bersih dan perubahan iklim. Setelah itu, saya biasanya meneruskan informasi tersebut melalui sosial media saya atau melalui percakapan dengan orang-orang terdekat saya.

Seandainya pemerintah dan masyarakat bekerjasama dengan lebih efektif maka Indonesia akan mendapatkan energi bersih yang memadai melalui potensi angin yang dimiliki sehingga penggunaan bahan bakar fosil dapat dikurangi secara drastis. Dengan demikian, kita bisa menghindari dampak negatif dari bahan bakar fosil terutama pada perubahan iklim yang membahayakan jutaan manusia.

stamet merauke

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: