Musim Kemarau Tetapi Hujan?

, 0 Comments






Pada umumnya Indonesia dipengaruhi oleh dua monsun yakni monsun Asia dan Monsun Australia. Monsun adalah kondisi iklilm dimana angin pada umumnya berubah 180 derajat secara periodik. Monsun Asia adalah kondisi dimana
angin pada umumnya merupakan angin baratan yang biasanya terjadi pada periode Oktober – April, sedangkan monsun Australia adalah knodisi dimana angin pada umumnya merupakan angin timuran yang terjadi pada periode April – Oktober. Kondisi klimatologis ini memberi pengaruh terhadap variasi cuaca dan iklim di Indonesia terutama dalam hal penentuan musim. Monsun Asia memberi pengaruh berupa curah hujan yang melimpah di Indonesia yang dikenal dengan musim hujan, sedangkan monsun Australia memberi pengaruh defisit curah hujan di Indonesia sehingga berkaitan dengan musim kemarau. Dengan demikian, dengan adanya monsun ini, kita dapat memprakirakan kapan terjadinya musim hujan ataupun musim kemarau. Namun, terkadang terjadi penyimpangan dimana kondisi El Nino menyebabkan musim kemarau yang panjang sedangkan La Nina menyebabkan musim hujan yang panjang.


Suhu Muka Laut
Sebelum berbicara mengenai El Nino dan La nina, perlu kita bahas terlebih dahulu mengenai suhu muka laut. Mengapa kondisi suhu muka laut ini menjadi penting? Karena sebagian besar uap air yang terkandung di awan berasal dari penguapan di lautan. Kondisi laut yang hangat menyebabkan air laut mudah menguap sehingga awan yang terbentuk banyak dan curah hujan juga meningkat, sebaliknya suhu laut yang dingin menyebabkan air laut sulit menguap sehingga awan yang terbentuk sedikit dan curah hujan juga ikut menurun. Kondisi suhu muka laut yang mengalami penyimpangan dapat menyebabkan fenomena El Nino dan La Nina.

El Nino
El Nino merupakan kondisi penyimpangan suhu muka laut, dimana suhu muka laut di samudera pasifik equator bagian tengah lebih hangat daripada suhu muka laut di Indonesia. Kondisi El Nino ini menyebabkan curah hujan di Peru, Amerika Selatan meningkat sedangkan curah hujan di Indonesia menurun dari normalnya. Belum lepas dari ingatan kita bahwa tahun 2015 merupakan kondisi El Nino terburuk yang menyebabkan musim kemarau berkepanjangan di Indonesia.

La Nina
La Nina merupakan kondisi penyimpangan suhu muka laut, dimana suhu muka laut di samudera pasifik equator bagian tengah lebih dingin daripada di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan curah hujan di  Peru, Amerika Selatan menurun sedangkan curah hujan di Indonesia meningkat dari normalnya.

Gambaran Klimatologis Merauke Saat Ini
Kabupaten Merauke tergolong wilayah ZOM (Zona Musim) yakni wilayah yang memiliki pola musim yang jelas antara musim hujan dan musim kemarau. Awal musim kemarau tahun 2016 di wilayah Merauke terjadi pada Juni dasarian I. Yang perlu dipahami bahwa musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali. Curah hujan pada musim kemarau jumlahnya sangat sedikit dengan jumlah hari hujan yang sedikit pula. Namun, memasuki bulan Juli, kondisi La Nina terdeteksi lemah, suhu muka laut di Indonesia menghangat sehingga menyebabkan pada musim kemarau ini curah hujan di Merauke mengalami peningkatan dimana jumlah hari hujan juga meningkat. Hal ini menyimpang dari kondisi normalnya. Kondisi seperti ini di masyarakat dikenal dengan kondisi kemarau basah.

Kondisi suhu muka laut yang hangat untuk perairan wilayah Timur Indonesia dan La Nina diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir tahun 2016.

stamet merauke

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: